Sejarah dan Asal-Usul Batu Akik Hajar Aswad
Sementara itu, pimpinan orang-orang Qaramithah ini, yaitu
Abu Thahir semoga mendapatkan balasan yang sepadan dari Allah berdiri di pintu
Kabah dengan pengawalan, menyaksikan pedang-pedang pengikutnya merajalela,
menyudahi nyawa-nyawa manusia. Dengan congkaknya ia berkata : Saya adalah Allah.
Saya bersama Allah. Sayalah yang menciptakan makhluk-makhluk. Dan sayalah yang
akan membinasakan mereka.

Hajar Aswad dahulu berbentuk satu bongkahan,
namun setelah terjadinya penjarahan yang terjadi pada tahun 317H, pada masa
pemerintahan al Qahir Billah Muhammad bin al Mutadhid dengan cara mencongkel
dari tempatnya, Hajar Aswad kini menjadi delapan bongkahan kecil. Batu yang
berwarna hitam ini berada di sisi selatan Kabah.

Kubah sumur Zam Zam ia
hancurkan. Dia juga memerintahkan agar pintu Kabah dicopot dan melepas
kiswahnya. Selanjutnya, ia merobek-robeknya di hadapan para pengikutnya. Dia
meminta kepada salah seorang pengikutnya untuk naik ke atas Kabah dan mencabut
talang Kabah. Namun tiba-tiba, orang tersebut terjatuh dan mati seketika. Abu
Thahir pun mengurungkan niatnya untuk mengambil talang Kabah. Kemudian, ia
memerintahkan untuk mencongkel Hajar Aswad dari tempatnya. Seorang lelaki
memukul dan mencongkelnya.

Gambar batu hajar aswad (sumber :
google.com)

Kisahnya, pada musim haji tahun 317H tersebut, rombongan haji
dari Irak pimpinan Manshur ad Dailami bertolak menuju Mekah dan sampai dalam
keadaan selamat. Namun, tiba-tiba pada hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzul Hijjah),
orang-orang Qaramithah (salah satu sekte Syiah Ismailiyah) melakukan huru-hara
di tanah Haram. Mereka merampok harta-harta jamaah haji dan menghalalkan untuk
memeranginya. Banyak jamaah haji yang menjadi korban, bahkan, meskipun berada di
dekat Kabah.

Usai menuntaskan kejahatannya yang tidak terkira terhadap
para jamaah haji, Abu Thahir memerintahkan pasukan untuk mengubur jasad-jasad
korban keganasannya tersebut ke dalam sumur Zam Zam. Sebagian lainnya, di kubur
di tanah Haram dan di lokasi Masjidil Haram.

Adalah Abu Thahir, Sulaiman
bin Abu Said al Husain al Janabi, tokoh golongan Qaramithah pada masanya, telah
menggegerkan dunia Islam dengan melakukan kerusakan dan peperangan terhadap kaum
Muslimin. Kota yang suci, Mekah dan Masjidil Haram tidak luput dari
kejahatannya. Dia dan pengikutnya melakukan pembunuhan, perampokan dan merusak
rumah-rumah. Bila terdengar namanya, orang-orang akan berusaha lari untuk
menyelamatkan diri [Al Bidayah wan Nihayah, 11/187].

Batu akik sekarang
sedang buming dan dijadikan hiasan semata ya sahabat dan sering dijadikan bisnis
jual beli oleh para kolektor batu karena harganya sangat mahal apalagi batu akik
yang aneh bisa mahal sekali harganya. kali ini saya akan menjelaskan tentang
sejarah batu hajar aswad semoga infonya bermanfaat buat anda.

Batu akik
hajar aswad memang sangan fenomena dan penuh sejarah tentang islam di zaman dulu
buat zaman kita sekarang batu akik tetaplah batu akik dan tidak ada apa-apanya
tanpa izin Allah SWT, tetapi buat sebagian orang dipercayai mempunyai khasiat
yang terkandung didalamnya.

Demikian saya jelaskan tentang sejarah batu
hajar aswad yang sangat fenomena dan lekat sekali tentang umat muslim di zaman
dahulu namun sekarang ada batu akik yang namanya hajar aswad dan itu dijadikan
hiasan semata dan jual beli batu akik doang sahabat.

Ini hanya
sejarah nama hajar aswad di zaman dahulu dan sekarang ada batu akik yang
dinamakan batu hajar aswad yang sangat rame dibicarakan. Batu akik memang banyak
sekali nama dan jenisnya itu semua disebabkan oleh si pemiliknya yang memberikan
nama asal aja tetapi menjadi sort dan tenar.

Massa berlarian
menyelamatkan diri. Sebagian berpegangan dengan kelambu Kabah. Namun, mereka
tetap menjadi korban, pedang-pedang kaum Syiah Qaramithah ini menebasnya. Begitu
juga, orang-orang yang sedang thawaf, tidak luput dari pedang-pedang mereka,
termasuk di dalamnya sebagian ahli hadits.