Mengenal Batu Akik Bacan Maluku yang Fenomena
Muncul jenis yang lain yaitu batu bacan obi yang
tidak mengalami perubahan warna sampai kapanpun. Sudah begitu batu obi lebih
keras dari pada batu bacan yang mudah retak setelah mencapai proses yang
sempurnah. Yang lagi ramai di perbincangkan yaitu King Obi yang memiliki
kombinasi warna yang berbeda dari satu bongkahan batu. Sebagaimana warnah gelang
di atas yang terdiri dari three warnah namun berasal dari 1 bongkahan
batu.

Nah itulah yang dapat saya sampaikan tentang batu akik bacan maluku
yang perlu anda ketahui agar segera mendapatkan jenis batu akik yang satu ini
karena sangat langka dan pencariannya sangat susah dan harganya pun sangat mahal
sekali.

Gambar batu akik bacan maluku (sumber :
google.com)

Sebagai contoh, batu bacan warna hitam secara bertahap mampu
berubah menjadi hijau. Tidak cukup berproses sampai di situ, berikutnya batu ini
masih bisa berubah lagi dalam proses ‘pembersihan’ sehingga menjadi hijau bening
seperti air. Untuk mempercepat proses tersebut biasanya pemilik batu bacan akan
terus-menerus memakainya hingga berubah warnanya.

Unsur pembentuknya
sangat bergantung pada warna dasar (unsur mineral pembentuknya), seperti warna
kuning dari mineral citrine, merah dari mineral limonite, dll. Semakin banyak
mineral/unsur pengotor (nutrien), maka makin banyak warna yang terbentuk dalam
satu bongkahan batu (merah, orange, kuning, ungu, putih dll). King Obi (Yellow
King, Red King, Orange King dan White King) menjadi lebih mahal dari Bacan
Palamea dan Doko untuk ukuran satu mata cincin. Nama King Obi khusus untuk
permata batu bacan warna merah, kuning, orange dan putih kekuning-kuningan
selain memiliki tingkat kristal yang relatif tinggi, juga memiliki exhibits man
or ladies folk. Karena kekhasan/keunikannya tersebut, Nama King Obi
diperkenalakan pertama kali oleh bapak Asmar H. Daud, seorang penemu, pengrajin
sekaligus kolektor king Obi di Ternate, Maluku Utara.

Kemampuan batu
bacan yang berubah warna secara alami dan mencerap bahan melekatinya itulah yang
membuat pecinta batu mulia di luar negeri dari China, Arab, dan Eropa tercengang
dan kagum terhadapnya. Selain itu, batu bacan juga memiliki tingkat kekerasan
batu 7,5 skala Mohs seperti batu jamrud dan melebihi batu giok. Dengan
keistimewaan dan keunggulan batu bacan itulah banyak pecinta batu mulia dari
luar negeri memburunya sejak tahun 1994. Di Indonesia sendiri batu ini baru
wellknown belakangan sejak 2005 dimana sekarang harganya sangat mahal serta
kurang logis bagi orang awam.

Umumnya batu bacan ada 2 macam yaitu Bacan
Dako dan bacan Palamea cara membedakannya yaitu bila kehijauan, berarti bacan
doko, sedang kan warna kebiruan adalah bacan pala mea. Nama Palamea dan Doko
sendiri adalah nama desa yang terdapat di pulau Kasiruta. Kedua desa tersebut
memiliki deposit batu bacan yang lumayan banyak. Ada juga beberapa daerah di
pulau itu juga menghasilkan batu bacan seperti desa Imbu-imbu dan desa
Besori.

Batu bacan merupakan ‘batu hidup’ karena kemampuannya
berproses menjadi lebih indah secara alami ataupun cukup dengan mengenakannya
setiap hari dalam bentuk cincin, kalung, ataupun kepala sabuk. Batu bacan dengan
inklusi atau serat batu yang banyak secara perlahan akan berubah menjadi lebih
bersih (bening) dan mengkristal dalam waktu bertahun-tahun. Kali ini sayaakan
jelaskan tenatang batu akik bacan yang berasal dari daerah Maluku yang terkenal
dengan keindahan warnanya dan harganya juga sangat mahal.

Batu bacan
diketahui telah menjadi perhiasan hampir setiap warga sejak masa empat
kesultanan (Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan) di Maluku Utara, baik itu oleh
pria maupun wanita. Bahkan, batu bacan terbaik menjadi penghias mahkota para
sultan yang masih ada hingga saat ini seperti pada mahkota Kesultanan Ternate.
Sering pula batu ini menjadi hadiah bagi tamu yang menyambangi pulau-pulau di
Maluku. Tahun 1960 saat Presiden Soekarno berkunjung ke Pulau Bacan dihadiahi
warga di sana berupa batu bacan. Presiden SBY juga sempat menghadiahi Presiden
Amerika Serikat, yaitu Barrack Obama berupa cincin batu bacan saat berkunjung ke
Indonesia.

Tidak hanya mampu ‘hidup’ berubah warna secara alami, batu
bacan juga untuk beberapa jenis dapat menyerap senyawa lain dari bahan yang
melekatinya. Seperti sebutir batu bacan hijau doko yang dilekatkan dengan tali
pengikat berbahan emas mampu menyerap bahan emas tersebut sehingga bagian dalam
batunya muncul bintik-bintik emas.