Fenomena Batu Giok Masigit Terasli di Dunia
Di daerah saya di Dusun Cimulya, Desa Patakaharja,
Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis konon terdapat jenis batu giok terasli di
Indonesia bahkan di dunia saya juga mersa terkejut sebagai penduduk asli cimulya
akan ada berita mengejutkan seperti itu saya juga sebagai penduduk asli tidak
mengetahuinya. Daerah terdapatnya batu tersebut di dekat batu masigit yang konon
zaman dahulu juga ada sebuah kapal yang tersangkut di batu itu, dan adanya
sarang walet merah dan putih. Dahulu ada orang yang ingin mengambil walet
tersebut mendatangi kuncen gunung setempat mengatakan “saya dimana-mana bahkan
tempat dan lokasinya ekstrem saya bisa mengambilnya apalagi disini ucapnya” kata
kuncen itu ” jangan sembarangan bicara ini tempat sangat angker tidak akan ada
yang bisa mengambil jangan gegabah takut celaka ucap kuncen. Selang beberapa
hari orang tersebut memaksa ingin mendaki dan mengambil sarang walet dan kuncen
itu mengatakan “silakan, kalau ada apa-apa saya tidak mau bertanggung jawab atau
ikut campur tanggung sendiri”. Suatu hari hari orang tersebut memaksa dan
mendaki batu masigit tersebut dan orang itu juga tidak bisa melakukannya bahkan
jatuh. Nah batu giok juga terdapat disana letaknya katanya 1 meter dibawah tanah
dan konon batu giok ini terasli bahkhan mengalahkan yang sedang geger di
Aceh.

Demikianlah penjelasan tentang fenomena batu giok masigit terasli
di dunia yang sangat mistis yang perlu anda ketahui beritanya itu juga menurut
sebagian orang yang suah menerawang daerah tersebut dengan batin dan saya juga
tidak tahu apa-apa cuma memberikan berita.

Di Aceh memang batu akik
sedang di perbincangkan oleh kalangan ulama dan menjadi perbincangan yang utama
karena berkaitan memakai batu akik serta mempercayai batu akik tersebut itu
hukumnya musrik menduakan Tuhan. Sampai saat ini hukum memakai batu akik dari
zaman dulu sudah dijelaskan dalam Al-Quran sudah ada hukumnya dari mulai jenis
watang sampai batunya sudah jelas semua tinggal hati kitanya.

Gambar batu
masigit (sumber : Dusun Cimulya)

Seperti yang tertulis dalam buku itu,
pada tahun tersebut memakai cincin dengan hiasan batu dari beragam jenis juga
sedang menjadi trendi sejumlah kalangan. Tidak jarang, banyak dari pecinta batu
cincin itu memakai cincin di ke sepuluh jarinya. Bahkan tak jarang pula banyak
yang percaya ada kekuatan (azimat) di dalam batu-batu cincin di
jarinya.
Menanggapi hal tersebut, alumnus Al Azhar Mesir, H Zul Anshary Lc
yang mengisi pengajian tersebut mengatakan bahwa memakai cincin berhias batu
yang sedang trend di Aceh akhir-akhir ini tidak bisa serta-merta dianggap
sebagai perbuatan yang menjurus syirik. Banyak dari pecinta batu cincin itu
memakainya hanya untuk hiasan.

Pembahasan tentang batu cincin juga sudah
pernah dibahas dalam pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam
(KWPSI), di Rumoh Aceh Kopi Luwak, Jeulingke, Banda Aceh, Rabu (25/1) malam.
Tema yang diangkat tentang Dosa-dosa Besar dalam Islam yang kemudian dibukukan
dengan judul Tinta Emas Wartawan Syariah, bersama tema-tema lainnya. Buku
tersebut ditulis oleh Wartawan Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur dan Arif
Ramdan, serta Wartawan Analisa, Muhammad Saman.

Karena ada isu-isu dari
beberapa yang mengatakan bahwa khasiat batu giok, dan sejenisnya itu dapat
meringankan azab kubur, ringan di padang mahsyar, dan akan memperoleh kekayaan,
ujarnya menjawab Serambi, Kamis (29/1).
Sebab itu, kata Tgk Ghazali dalam hal
ini MPU meminta agar masyarakat muslim di Aceh tidak terpengaruh dengan hal-hal
tersebut sebab dapat mengarah ke perbuatan syirik. Namun, apabila digunakan
sebagai hiasan dan jual beli maka tidak apa-apa.

Batu akik memang sedang
buming di Indonesia bahkan di dunia dari pelosok desa sampai kota besar semua
orang membicarakan batu aki dari berbagai jenis macamnya bahkan setiap orang
berburu ke gunung, kali, hutan, pelosok daerah dengan berharap menemukan bahan
yang di inginkan.

Gambar batu masigit (sumber : Dusun
Cimulya)
Perburuan batu mulia dan demam giok yang kini melanda Aceh, ternyata
tidak luput dari perhatian ulama. Sebagian ulama melihat fenomena ini sebagai
hal yang biasa saja, namun sebagian lainnya justru mulai resah dan merasa
khawatir. Pasalnya, ada yang meyakini bahwa batu-batu mulia tersebut mengandung
berbagai khasiat, yang justru dikhawatirkan bisa merusak akidah.
Ketua
Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Drs Tgk H Ghazali Mohd Syam, misalnya,
mengkhawatirkan kegandrungan masyarakat muslim di Aceh dengan batu giok dan
sejenisnya dapat mengarah kepada syirik. Apabila sudah dianggap batu tersebut
memberi manfaat dan mudharat.