Sesaat Bisma Salimudin, komune pencinta batu Klawing, menyampaikan, batuan klawing ini masuk dalam batuan sedimen jenis Kalsedon. Ada dua varian menurut demikian banyak grup Kalsedon, galat satunya Jasper & Agate. Jesper memiliki karakteristik warnanya yg pekat & solid jadi tidak dapat membiaskan sinar. Disamping itu untuk batu cincin type Agate cenderung lebih transparan. Sebetulnya cukup banyak maupun variannya, tetapi dua ini yg banyak dipamerkan disini, papar mahasiswa Tehnik Geologi yang duduk pada semester delapan ini.
Ingat, gunakanlah berbagai batu cincin seperti batu klawing itu sebatas perhiasan global saja, karena banyak maupun yang memuja dan mengagungkan batu cincin seperti halnya batu klawing ini sehingga terjerumus dalam sifat menyekutukan Tuhan.
Demikian pengetahuan tentang batu cincin mengenai Mengenal Sejarah Batu Cincin Klawing. Semoga dengan kita membaca Mengenal Sejarah Batu Cincin Klawing, maka dapat menambah wawasan kita dalam ranah batu cincin. Blog Batu Cincin tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin timbul menurut penggunaan liputan ini.
Sumber referensi dan photo credit:
pusatbatu(dot)com
Mengenal Sejarah Batu Cincin Klawing
Batu Cincin Klawing
Serpihan batuan yg terangkat ini yg selanjutnya ditemukan & diperlukan penduduk jadi bermacam macam hiasan. Hasil olahan batu mulia ini saat ini mempunyai nilai ekonomi tinggi. Batu mulia ini diolah jadi perhiasan berupa gelang, kepala ikat pinggang , batu cincin, liontin, & hiasan interior. Tidak sedikit maupun yg menjadikan batu cincin ini yang ialah azimat ala kejawen sebab dinilai bertuah. Yang sayangnya, justru tidak sedikit menurut tempat lain yg mengangkut batu mulia ini & mengolahnya menjadi batu cincin ataupun batu akik.
Siswandi menyampaikan, menurut kajian Mineralogi, warna terhadap batuan ini dikarenakan proses oksidasi kala pembentukannya. Warna merah batu mulia ini, berasal menurut oksida besi atau Fe. Sementara warna hijau sepuh berasal menurut oksida magnesium atau Mg, & warna coklat menurut oksida mangan.
Muhammad Hanif, Ketua Panitia Pameran menyampaikan, pameran ini dihelat kecuali buat penuhi pekerjaan kuliah maupun utk mengangkat nama batu Klawing ini jadi batu jati diri khas Klawing. Batu ini bisa didapati pada manapun, namun orang bisa masih tetap menyebutnya batu Klawing atau batu cincin klawing. Pada acara yang bernama Gem Stone Exhibition, pada kesempatan ini kami tentukan tema Back to Local Resource, harapannya bisa jadikan batu Klawing ini jadi ID stone menurut tempat Purbalingga, ucap mahasiswa yang duduk pada semester empat ini menjelaskan.
Susunan batu mulia batu klawing ini setelah itu terangkat ke bagian atas dalam sistem tektonik. Sisi susunan kulit bumi itu alami pergeseran & patahan jadi batuan yg awal mulanya pada basic laut terangkat ke bagian atas air laut. Jadi hal ini bisa dikatakan bila tempat perbukitan yang ada pada Bobotsari itu dulunya yaitu basic laut, ucap Siswandi.
Batu Klawing Batu Cincin Bermutu Tinggi. KONON saat abad pertengahan, para seniman negara Menara Eifel menemukan batu mulia yg keindahannya tidak tertandingi. Warnanya merah pekat & berkilau. Para bangsawan menjadikan batu mulia ini sbg perhiasan, simbol kebangsawanan pada periode itu. Demikian tinggi nilai batu mulia ini sampai dirinya dinamai Le Sang du Christ atau batu Darah Kristus.
Semenjak dikala itu, bebatuan mulia dgn karakteristik yg sama, mempunyai warna merah darah, dinamai Le Sang du Christ atau Blood Stone. Dari jarak ribuan thn itu, saat ini batu mulia dgn corak yg sama dijumpai pada Kota Perwira, tepatnya pada Sungai Klawing. Batu mulia ini dipamerkan mahasiswa Jurusan Teknik Geologi Kampus Jenderal Soedirman (Unsoed) yang ialah sektor menurut pekerjaan mata kuliah Batu Mulia.
Batu Cincin Klawing